Monday, April 03, 2006

"KONSEP PENGARUH KULTUR DAN KELUARGA TERHADAP KESEHATAN ANAK"

1. Pendahuluan
Masa yang akan datang sangat tergantung kepada anak-anak pada masa sekarang. Jika ingin masa depan menjadi lebih baik dari masa sekarang tentu menjadi tanggung jawab bagi generasi sekarang untuk memberikan trasfer kultur dan nilai-nilai sosial kepada generasi selanjutnya. Keluarga memegang peranan yang penting dalam rangka pencapaian hal tersebut dikarenakan orang tua memiliki tanggung jawab yang besar dalam rangka pembentukan perilaku bagi anak-anaknya.

Unit dasar dari masyarakat adalah keluarga dan dalam unit ini lahirlah anak yang muda. Dalam unit ini juga sebagian besar dari kebutuhan perkembangan anak terpenuhi. Secara tradisional, paling tidak kebutuhan seorang anak dipenuhi oleh ayah dan ibu selaku orang tuannya. Kebutuhan yang segera termasuk nutrisi, kehangatan, naungan dan perlindungan dari bahaya, penyediaan lingkungan dalam rangka pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial kultural.

Interaksi awal yang terjadi adalah antar ibu dan bayi, dimana ini memuaskan kebutuhan fisik dan psikologis yang mendasar. Ayah juga memainkan peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Peranannya adalah ganda yaitu:
a. Dalam proses identifikasi jati diri (identitas diri) dari seorang anak
b. Pendukung dan pelindung yang akan memperkuat peranan dari ibu.

Jika salah satu dari kebutuhan dasar tidak terpenuhi atau dipenuhi secara tidak adekuat maka perkembangan akan terhambat atau terganggu. Pada hakekatnya ada kemungkinan bila salah satu kebutuhan gagal dipenuhi, maka kebutuhan lainnya juga akan terpengaruh. Unsur penting untuk perkembangan yang berhasil adalah diberikannya rasa cinta dan rasa aman. Kekurangan akan hal ini akan mengakibatkan masalah serius pada seorang individu.

2. Posisi Anak Dalam Keluarga
Anak merupakan pewaris dari nilai-nilai norma yang dianut oleh sebuah keluarga. Dari segi komponen struktur suatu unit akan disebut keluarga bila didalamnya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Secara genetik anak akan mewarisi sisfat-sifat darai kedua orang tuanya dimana ia akan mempertahankan exsistensinya di masa kehidupan selanjutnya.

Diseluruh dunia latihan dan asuhan terhadap anak identik dalam berbagai segi penting tertentu. Pada semua masyarakat bayi yang tidak berdaya harus diubah menjadi seorang dewasa yang bertanggung jawab, mematuhi aturan masyarakat. Walupun demikian anak juga dipengaruhi oleh lingkungan luar, misalnya sekolah . Hal ini menunjukan terdapatnya cara universal dalam mendidik anak sesuai keinginan dan posisi anak di dalam keluaga tersebut.

3. Sosio-Kultural Keluarga
Kulture adalah Suatu cara perkembangan hidup dari suatu kelompok masyarakat dalam upayanya beradaptasi terhadap lingkungan fisik dan sosial dalam rangka mempertahankan diri sedangakan "sosialisasion" adalah suatu proses dimana seorang individu belajar terhadap nilai-nilai, kepercayaan, dan perilaku dari suatu lingkungan sosial di dialam kelompok atau masyarakatnya.(Elkin and Handel, 1989).

Ethnis adalah pengelompokan individu atau berdasarkan ras, cultural, sosial, dan bahasa sebagai alat komunikasinya (Marthinson, 1989). Komponen dari Kulture dibedakan dalam dua kelompok yaitu :
a. Material Objek meliputi : Pakaian, bagunan, peratan rumah tangga
b. Non material Objek seperti : idea, kepercayaan dan agama dan lain-lain.

Kebudayaan atau kulture akan membentuk seorang anak dalam berbagai aktifitasnya seperti cara makan, bahasa yang digunakan dalam berbicara, idea dan pola pikir dalam berperilaku, dan banyak hal yang berkaitan dengan perannya dalam lingkungan sosialnya.

Anak diasuh dalam unit keluarga, walaupun demikian unit ini dapat mempunyai bentuk yang berbeda-beda dan merupakan bagian dari kebudayaan yang berbeda-beda pula. Dalam keluarga inti anak dibesarkan oleh orang tuannya menurut ide-idenya. Semakin primitif suatu budaya, maka akan semakin mendasar polanya, semakin canggih suatu budaya, maka akan semakin intelektual pendekatannya. Walaupun demikian tujuannya adalah sama yaitu membentuk seorang individu yanag dapat menyesuaikan diri dengan masyarakat tersebut.

4. Struktur dan Fungsi Keluarga
a. Struktur Keluarga
- Merupakan unit dasar dari masayarakat
- Komposisi keluarga bervariasi tergantung dari bentuk keluarga tetapi biasanya salah satu menjadi kepala keluarga
- Memiliki tujuan dan kepercayaan serta nilai-nilai moral yang dianut
- Menjalankan peran dalan rangka memenuhi kebutuan individu dan kelompok dalam keluarga
- Status dari anggota keluarga ditentukan oleh posisinya dalam keluarga
berhubungan dengan pandangan sosialnya.
b. Fungsi Keluarga
Sementara struktur formal dari keluarga secara tetap tidak berubah, justru fungsinya telah mengalami modifikasi yang sangat luas. Pada suatu waktu keluarga merupakan unit produksi dan konsumsi; sekarang keluarga terutama merupakan unitkonsumsi saja. Fungsi terpenting dari keluarga terutama dalam masyarakat yang terdapat banyak ketegangan adalah keamanan emosional. Adapun fungsi keluarga secara spesifik adalah sebagai berikut :

* Reproduksi :
Suatu kelompok akan berkembang menjadi besar dengan proses tersebut dalam rangka mempertahankan keberadaannya serta menjadikan besar baik secara kualitas maupun kuantitas.
Pemeliharaan dalam rangka meningkatkan kondisi menjadi lebih baik :
Hali ini meliputi pemenuhan kebutuhan seperti pakaian, tempattinggal, makanan, dan perawatan diri, selain itu keluarga juga memenuhi kebutuhan anggota keluarganya dari aspek yang lain seperti : sosial, psikologis, dukungan emosional. Perlindungan terhadap anggota keluarga yang belum mature juga senantiasa diberikan sampai individu tumbuh menjadi manusia dewasa. Selain menjadi anggota keluarga anak juga menjadi bagian dari masyarakat.

* Socialization ;
Anak akan menyesuaikan diri dengan kebudayaan, kebiasaan, dan situasi sosial dalam perkembangan perilakunya, akan ada proses pembentukan identitas diri dalam proses hubungan anak dengan anggota keluarga yang lain. Akhirnya anak akan belajar peran model sesuai dengan jenis kelaminnya dan akan berusaha menjalankan apa yang menjandi tanggung jawabnya.

* Pertumbuhan individu ;
Di dalam keluarga individu (anak) akan tumbuh dan berkembang menjadi individu yang matang (mature) dan mandiri (Independence).

* Pendidikan;
Fungsi primer terpenting dari keluarga adalah pewarisan norma kebudayaan dari satu generasi ke generasi lainnya. Selama anak masih dalam perawatan orang tuanya peranan orang tua dalam pendidikan anak tetap menonjol.

* Religius (Agama dan Keyakinan) :
Manusia menganut agama sesuai dengan agama dimana ia dilahirkan, walaupun nantinya pada suatu saat akan terjadi perubahan yang menyangkut agama dan keyakinannyaseiring dengan proses kehidupan dewasa yang dialaminya.

* Rekreasi :
Keluarga memiliki fungsi rekreasi karena pada suatu waktu rekreasi sebagaian besar berdasar pada keluarga, walaupun sekarang rekreasi lebih sering terjadi di luar keluarga.

*Perawatan Kesehatan :
Keluarga masih merupakan unit utama dimana pencegahan dan pengobatan penyakit dilakukan. Masih sanagt ditemukan keterlibatan dan dukungan dalam keluarga dimana tanpa hal ini proses rehabilitasi akan susah dilakukan di dalam keluarga.

5. Masalah-masalah Sosial di dalam Keluarga
a. Disorganisasi Keluarga
Tidak ada keluarga yang terlepas dari konflik, tetapi setiap keluarga memiliki cara sendiri untuk menaganinya. Sebagai besar konflik berasal dari perkawinan itu sendiri dan mempunyai efek langsung terhadap anak. Jika timbul permasalahan maka setiap pasangan akan berusaha mencari pemecahannya tetapi jika hal ini tidak mungkin maka akan timbul perceraian dan perpisahan.

Perceraian merupakan penyelesaian perkawinan yang syah dan mempengaruhi anak dalam berbagai aspek serta dapat mengganggu sosialisasi anak jika anak masih sangat muda. Penelitian menunjukan bahwa, anak laki-laki yang kurang dapat menyesuaikan diri memperlihatkan bahwa persentasi perceraian yang lebih tinggi datang dari keluarga yang bercerai juga.

Pengadilan cenderung mempercayakan ibu dalam mengasuh anak-anak kecuali terdapat alasan yang kuat untuk menentang hal ini. Penelitian menunjukan bahwa anak laki-laki yang tumnuh bersama ibu dan tanpa kontak dengan ayahnya atau tanpa role model perilaku laki-laki maka anak akan mengalami kesulitan dalam menentukan peranannya sendiri di kemudian hari.

b. Keluarga dengan orang tua tunggal (single parent)
Keluarga dengan single parent merupakan kelopok yang sangat beraneka ragam terdiri dari ayah atau ibu dengan anak-anaknya. Pada sebagian besar keluarga dengan orang tua tunggal, ibu mkerupakan orang tua yang bertanggung jawab bagi anak-anaknya dan sejumlah besar dari mereka adalah wanita yang diceraikan atau ditinggalkansuaminya.

Pengaruh anak yang ditinggalkan orang tuannya dapat bervariasi, seperti depresi yang menetap, gangguan perilaku, kepribadian anti sosial, kegagalan dalam proses pendidikan. Pada tahun 1976, Biro Anak-anak Nasional menerbitkan hasil survei dari suatu penelitian bahwa ketidakberuntungan anak yang dibesarkan dengan single parent lebih disebabkan karena kemiskinan dan akumulasi masalah yang timbul karenanya.Tahun 1974 melaporkan sejumlah komentar dan anjuran termasuk perhatian khusus bagi wanita yang ditinggalkan oleh suaminya.

c. Kehilangan Ibu dan Pengaruhnya
Bowlby (1965), menyatakan bahwa tipe hubungan emosional anak secara dini dengan ibunya sangat penting dan anak memerlukan ditegakkannya ikatan yang lestari. Bila ikatan ini pecah atau ikatan ini ditegakan secara tidak memuaska, maka perkembangan fisik, intelektual, emosional, dan sosial akan terpengaruh.
Penelitian terakhir menunjukan bahwa perilaku keterikatan terbentuk dari beberapa komponen yang terkait. Schaffer, mempelajari bayi yang diasuh didalam istitusi yang banyak stafnya akan menunjukan respon yang lebih cepat dibanding dengan bayi yang berada atau lahir di institusi yang stafnya sedikit.

Rutter (1972),membenarkan bahwa faktor genetik dan organik juga terlibat, ini dibuktikan dengan bahwa anak yang dibesarkan disuatu lingkungan dan terpisah dari ibunya dalam waktu yang lama akan berpengaruh pada kemampuan intelektualnya.

d. Penganiayaan terhadap Anak (child abuse)
Penyalahgunaan anak atau Battered baby syndrome pertama kali diuraikan oleh seorang ahli radiologi USA pada tahun 1946, tetapi baru pada tahun 1962, CH.Kempe, pertama kali menggunakan istilah ini. Terdapat banyak keluarga yang memperlakukan anak-anaknya dengan kasar seperti memukul, dan perlakuan kasar. Terdapat kecenderungan bagi anak pertama atau bungsu untuk mendapat perlakuan seperti ini, demikian juga pada bayi dengan BBLR.

* Gambaran Klinis Penganiayaan :
- Anak pada umumnya terlambat dibawa berobat dan tidak diberikan keterangan, atau keterangan tidak mendukung cidera yang diderita anak.
- Cidera bersifat multi ganda dan tipenya bermacam-maca, misalnya lebam dan cakaran.
- Lesi terdapat dalam berbagai tingkat, misalnya berada dalam berbagai macam
tingkatan penyembuhan.
- Jenis lesi termasuk : fraktur (tidak biasa pada bayi, Luka bakar dan terseduh,
bintik-bintik pada kulit dan keadaan dingin berhubungan dengan kebiruan
pada ekstremitas dalam kaitannya dengan berat badan yang rendah, selain depresi
emosi.
- Tempat dari cidera seperi petekhiepada lobus telinga (karena trikan atau cubitan),
bekas ikatan di sekeliling leher (usaha pencekikan), sundutan rokok,
juga terdapat cidera khusus pada mata, perdarahan dan cidera gigi.

* Sikap dan Perilaku Anak :
Ekspresi anak harus dipelajari karena memiliki nilai yang besar dalam menilaistatus emosionalnya seperti : ketakutan, kesal, mengadu dsb.

e. Pelecehan Seksual pada Anak
Pelecehan seksual pada anak-anak sulit untuk dinilai, tanpa kerjasama dengan anggota keluarga. Walaupun demikian, terdapt kesadaran akan adanya peningkatan tindakanyang merupakan pelecehan seksual. Jika pelecehan seksual terjadi maka keta harus melaporkan pada yang berwajib.

* Tanda-tanda umum dari Pelecehan Seksual :
- Dapat diperoleh riwayat serangan seksual dari anak atau anggota keluarga
- Jika terjadi kehamilan atau penyakit venerik pada anak yang berusia 12 tahun atau
lebih muda.
- Terdapat suatu riwayat yang bertentangan mengenai trauma genital antara anak
dengan orang dewasa.
- Jika anak mengalami nyeri pada saat mikturisi atau defekasi, hal ini dapat
merupakan tanda awal dari pelecehan seksual.

* Anamnesa :
- Selalu harus ada saksi dalam wawancara dengan orang tua, serta anak harus diperlakukan dengan lembut. Penting juga mempertimbangkan pertumbuhan dan perkembangan kognitif anak. Juga penting agar anak diberikan keyakinan bahwa ia dipercaya, dan membiarkannya ia bercerita tanpa putus. Manian, bisa dijadikan alat untuk memotivasi anak agar bercerita. Suatu pendekatan yang hangat dan sabar penting sekali, dan permusuhan yang nyata terhadap orang tua harus dihindarkan. Lebih baik ibu diwawancarai terakhir, terpisah secara sendiri.

f. Eksploitasi Anak
Selain penganiayaan juga terdapat masalah eksploitasi anak, Kelalaian dan penyalahgunaan anak dapat dilihat dalam berbagai bentuk yang dapat terabaikan. Suatu tinjauan di luar keluarga menemukan adanya pekerja anak dalam kondisi yang berbahaya bagi kesehatan, pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut. Bentuk lain dari penyalagunaan anak adalah Sindroma Munchausen, berasal dari nama perilaku pada orang dewasa dimana anak mengalamipenipuan yang berhasil berlanjut selama bertahun-tahun, dan anak menderita karena menjalani pengobatan dan pemeriksaan yang tidak perlu. Seperti pemberian obat-obatan pada anak-anak tanpa diagnosa yang jelas.

# Rujukan :
Dolores F. Saxton, Comprehensive Review Of Nursing For NCLEK-RN, Sixteenth Edition, Mosby, St. louis, Missouri, 1999.
Lucille F. Whaley, et. al., Nursing Care Of Infants and Children, Fourth Edition, Mosby, St. Louis, 1991.
Rosa M. Sacharin, Alih : R.F. Maulany, dr, MSc. Prinsip Keperawatan Pediatrik, Edisi 2, EGC, Jakarta, 1996.

*****030303*****
Manusia tidak bisa mengajarkan apapun kepada manusia lainnya, kecuali hanya bisa membantu menemukan sesuatu di dalam diri mereka sendiri
maka jangan pernah merasa besar karenanya
by, ss,-03
(dikutip dari, karya besar Galileo)
*****030303*****

all about nursing

0 Comments:

Post a Comment

<< Home